Janji Perubahan Dan Hadiah Indah Dari Tuhan

Saya sudah merencanakan ini semua jauh-jauh hari, tapi kenapa bisa gagal ? Kenapa tetangga saya yang jarang beribadah, kok lebih banyak rejekinya ? padahal saya telah bekerja siang dan malam tak kenal waktu. Bagaimana mungkin lelaki itu menikahi perempuan yang tidak cantik sama sekali dari segi fisik ? atau sebaliknya, kenapa perempuan itu mau menikah lelaki yang buruk rupa dan berbagai keluhan “kenapa” yang sering kita dengarkan terkait kehidupan.

Nah, apakah saya atau anda adalah bagian dari mereka yang setiap harinya menghabiskan energi untuk berkeluh kesah dengan kehidupan ? Ah, katakanlah ya, kita adalah bagian dari mereka meski tak sering pun pernah mengeluhkan keterbatasan keadaan kita. Apakah mengeluh itu salah ? tak perlu ahli atau pakar khusus menjawabnya, cukuplah saya yang kepo ini mencoba menjawabnya bahwa itu bukan kesalahan. Itu manusiawi, karena kita manusia.


Pertanyaan selanjutnya masihkah kita ingin terjebak menghabiskan energi positif kita yang seharusnya berubah menjadi tindakan nyata yang mencerahkan diri dan orang lain dengan keluhan tak berkesudahan ? semoga kalian kompak menjawab Tidak!

Apa yang bisa saya sharing dengan tulisan ini dengan sikap mengeluh ? Sikap yang paling sering saya dan kita semua temukan baik di lingkungan keluarga, sekolah, kantor maupun di tempat umum lainnya dimana kita bisa bertemu dengan banyak kepala. Bahkan tak jarang sikap keluhan dini ini berkembang menjadi fitnah, gossip, dan sejenisnya yang bermuara kepada pertikaian dengan sesama. 

Maka jawabanku sederhana untuk itu adalah tulisan ini untuk mengingatkan,  Tuhan dengan janji-janjinya dalam agamaku bahkan mungkin disemua agama meminta kita bergerak untuk berubah. Tuhan berpesan penuh kepadaku dan juga kepada semua bahwa jangan harapkan perubahan yang lebih baik dalam kehidupanmu jika, engkau sendiri tak berupaya bergerak untuk merubahnya. Atau sebenarnya engkau sudah pernah berupaya untuk berubah tapi gagal lagi, gagal lagi dan engkau Stop. Lalu engkau kembali berjanji untuk tak patah semangat, namun selangkah saja engkau mencoba, engkau takut dan memutuskan tak ingin berubah lagi.

Halo, Tuhan tak butuh janjimu, engkau yang membutuhkan janji Tuhan. Tuhan butuh tindakanmu melalui kebaikan yang terwujud melalui kehidupan yang lebih baik dan mencerahkan seluruh bidang kehidupan kita dan sesama yang membutuhkan tangan kanan kita, pundak kita, harta kita bahkan nasehat kita sekalipun banyak yang membutuhkan.

Lantas, kenapa kalian masih saja bengong, mengutuk takdir, menyimpan sejuta kegalauan, kegelisahan, ketakutan dan mengeluhkan keterbatasan kalian sehingga tak bergerak. Benarkah, nyalimu hanya seperti tai kuku saja. Oh Tidak, apa jadinya dirimu dan sekitarmu.  

Saya yakin kita telah kenyang dengan berbagai pesan Tuhan yang tersampaikan melalui sejumlah motivator di Negeri ini, kenyang dengan ceramah mingguan yang seharusnya menyadarkan pikiran dan perilaku. Pun, saya harus turun tangan menjadi sosok “motivator” dadakan, Oh tidak!

Bukan, tidak demikian maksud tulisan ini, saya hanya mencoba membakar kemalasan yang saat ini menghinggapiku dengan padatnya rutinitas. Saya menulis untuk diriku agar sikap mengeluh yang masih sering menghampiri, sikap tak ikhlas, sikap keraguan, sikap ketidakyakinanku terhadap sebuah pilihan, terhadap sebuah janji Tuhan yang kadang aku ragukan bahkan sikap ketidakonsistenan yang masih selalu mengahmpiri dan kadang nyaris membuatku goyah.

Disini saya dan kita semua yang membaca tulisan ini semoga tergerak untuk melawan diri sendiri yang masih dibayang-bayangi ketidakyakinan pada janji Tuhan akan sebuah perubahan yang lebih baik, jika memang kita yakin ingin berubah. Gantungkan mimpimu setinggi langit, lakukan upaya pencapaiannya dan kelak bergembiralah menikmati hasilnya sebagai hadiah dari Tuhan. Berhentilah mengeluh, cukup, aku bilang cukup kawan. Mari, kita berjuang dan gapai mimpi kita, cukup ingat pesan Tuhan “lakukan perubahan”, itu saja dan selamat berjuang!

Belum ada Komentar untuk "Janji Perubahan Dan Hadiah Indah Dari Tuhan "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel