Entaskan Kemiskinan Komunitas Melalui Bina Ekonomi Keluarga 'Aisyiyah
Sabtu, September 17, 2016
Tambah Komentar
Banyak
hal yang bisa dilakukan untuk membangun kemandirian kaum perempuan di Kabupaten
Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) salah satunya adalah pembangunan ekonomi
komunitas perempuan yang tersebar baik di desa maupun kelurahan.
Ekonomi
menjadi pilar penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat khususnya
kelompok perempuan, keberhasilan Daerah mengelola potensi alam, sumber daya
manusia dengan membangun kemandirian masyarakatnya untuk menjadi bagian
penggerak menuju daerah yang unggul, maju, mandiri serta modern sebagaimana
visi-misi Kabupaten yang terkenal dengan bolu, lemo dan doangnya ini, terlihat
sejauhmana komitmen para pihak membangun ekonomi masyarakat melalui program ekonomi
berkelanjutan dengan mendorong sinergitas stakeholders
yang ada di lingkup Pemda seperti Dinas Koperindag, Dinas Pariwisata, BPPKB, Dinas
Kelautan dan Perikanan, Disnaker, BPMPD dan dinas lainnya yang berkomitmen
untuk memberdayakan kelompok ekonomi perempuan yang terdapat di Desa/Kelurahan
melalui product unggulan khas
desa/kelurahan dan kedepannya menjadi kebanggaan masyarakat setempat. Bukan
hanya pihak pemerintah namun pihak swasta pun melalui pendanaan csr perbankan
atau perusahaan tertentu termasuk BUMN yang terdapat di Kabupaten Pangkep
seperti PT. Semen Tonasa dan perusahaan tambang lainnya bisa turut mempercepat
pertumbuhan ekonomi mikro komunitas perempuanini dengan berbagai suport kegiatan seperti pelatihan,
pemasaran dan permodalan.
Koordinator Program MAMPU NRK saat berkunjung ke BUEKA BSA Bonto Puca Biraeng |
Hal
ini pula yang mendorong Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Pangkep melakukan berbagai
kegiatan yang focus mendampingi kelompok perempuan binaan di beberapa desa dan
kelurahan melalui program Bina Usaha Ekonomi Keluarga ‘Aisyiyah (BUEKA) seperti
di Desa Bowong Cindea, Desa Bulu Cindea, Kelurahan Pabundukang, Kelurahan
Anrong Appaka, Kelurahan Biraeng dan Kelurahan Bonto Langkasa.
Adapun
tujuan program BUEKA ini adalah membangun kesadaran hak-hak ekonomi perempuan,
membuka akses layanan pemberdayaan ekonomi dan meningkatkan penghasilan
keluarga melalui kegiatan ekonomi kelompok maupun pengembangan usaha individu
anggota komunitas sehingga dapat melahirkan sosok perempuan mandiri di bidang
ekonomi. Kegiatan Bueka ini sendiri menggandeng Disnaker, Diskoperindag dan
Dinas Pariwisata dalam launchingnya sejak tahun 2015 yang lalu melalu pelatihan
kader Bueka yang memfasilitasi peningkatan skill anggota komunitas Balai
Sakinah ‘Aisyiyah (BSA) di desa/kelurahannya masing-masing untuk terus
menggerakkan anggota mengembangkan kemampuannya dalam kegiatan ekonomi.
Adapun
beberapa pelatihan yang dilaksanakan diantaranya pelatihan membuat dan mengemas
abon ikan, nugget ikan, olahan sampah botol plastik yang disulap menjadi bunga
yang indah, pelatihan membuat aneka krupuk dan kripik khas Desa, pengolahan kue
tradisional dan aneka bros untuk mempercantik penampilan muslimah yang
selanjutnya dikembangkan baik secara berkelompok maupun secara personal para
anggotanya.
Bu Marwah (Badan Ketahanan Pangan) Melatih Komunitas Membuat Ikan Bandeng Tanpa Tulang & Nugget Ikan di Desa Bowong Cindea Bungoro |
Misalnya
saja Desa Bowong Cindea telah terbentuk Kedai Bueka yang menampung seluruh
product buatan sejumlah ibu-ibu yang tergabung dalam komunitas Balai Sakinah
‘Aisyiyah (BSA). Adapun product yang
dijual di Kedai Bueka ini seperti aneka krupuk dan kacang aneka rasa sebut saja
kacang dangdut, krupuk jeruk purut, krupuk doipang dan gantungan kunci yang
kesemuanya dibuat oleh anggota komunitas.
Krupuk Doipang Salah Satu Product Makanan Ringan Khas BSA Desa Bowong Cindea |
Kader
komunitas BSA Desa Bowong Cindea Nurmiah menyampaikan bahwa upaya pendampingan
membangun kemandirian ekonomi ibu-ibu di Komunitas BSA ini rutin dilaksanakan
setiap bulannya melalui pertemuan dengan para pihak yang ingin berbagi ilmu
tentang membuat aneka product baik berupa makanan ataupun kerajinan tangan yang
bernilai ekonomi, selain itu Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah melalui majelis
ekonominya turut membantu pemasarannya product yang dititip melalui Kedai
‘Aisyiyah di Kabupaten atau melalui berbagai kegiatan pameran yang dilaksanakan
baik oleh internal Muhammadiyah-‘Aisyiyah maupun pihak pemerintah daerah, mengingat
para anggota komunitas di Balai Sakinah ‘Aisyiyah ini mayoritas Ibu Rumah
Tangga yang membutuhkan biaya tambahan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Lain
Desa Bowong Cindea, lain pula Kelurahan Pabundukang Kecamatan Pangkajene
khusunya Kampung Camba Towa dimana komunitas binaan ‘Aisyiyah Pangkep ini lebih
memilih membuat kerajinan tangan dengan mengolah sampah botol plastik menjadi
Bunga. Kader yang menjadi penanggungjawab komunitas ini Hamsina mengemukakan
bahwa sebahagian besar anggota komunitas BSA Camba Towa setelah dilatih melalui
kegiatan pengembangan skill di komunitas
telah terampil membuat bunga plastik ini, bahkan trend bunga plastik olahan botol bekas minuman air mineral ini
telah merambah ke kampung dan desa lainnya.
Bunga Plastik Olahan BSA Camba Towa Yang Di Pamerkan Dalam Forum Dialog Warga di Kelurahan Pabundukang |
“Setiap
rumah sepanjang jalan di kampung ini memiliki hasil kerajinan Bunga platik ini,
ada yang menjual productnya secara
langsung mengingat lokasi kampung ini sangat strategis dimana kendaraan roda
dua dan empat banyak melewati kampung ini dari arah Tonasa, tak sedikit
karyawan BUMN PT. Semen Tonasa mampir dan membeli karya ibu-ibu ini. Selain itu
sebahagian bunga buatan ibu-ibu kami titip di Kedai ‘Aisyiyah di Kabupaten dan
selebihnya kami jual secara mandiri melalui media sosial seperti Facebook dan
mengikuti pameran yang dilaksanakan oleh Muhammadiyah serta event-event
tertentu yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah melalui BPPKB” Tutur Hamsina.
Pemberdayaan
ekonomi lainnya juga dapat ditemukan di Kelurahan Biraeng tepatnya di Kampung
Bonto Puca, sekelompok ibu-ibu di komunitas ini juga sudah memiliki Kedai
Buekan sendiri yang telah dipenuhi dengan berbagai product kerajinan tangan seperti bros, aneka kalung, gelang, serta
tas dan aneka tempat kebutuhan rumah tangga yang dibuat dari olahan sampah
botol plastik minuman ringan dan
pemasaran hasil product komunitas ini selain di jual di kedai ‘Aisyiyah
juga telah bekerjasama dengan salah satu Ponpes terdekat dari komunitas yakni
IMMIM Putri untuk melengkapi kebutuhan seperti bros santri dan guru-guru disana
yang dititip melalui Koperasi Pesantren. Selain itu juga product mereka telah dijual
secara online di facebook maupun
Instagram yang dikoordinir oleh anggota komunitas Ibu Erna Pulbad.
Kelurahan
lainnya yang juga masih terdapat di Kecamatan Minasatene adalah Kelurahan Bonto
Langkasa yang memiliki product BUEKA berupa tas cantik yang dibuat dengan bahan
tali kur. Tas buatan komunitas ini pun telah dijual hingga luar Kabupaten
melalui perpanjangan tangan keluarga dan kerabat anggota komunitas, selain tas
tali kur, product makanan yang juga sedang dikembangkan saat ini adalah Abon Telur.
Kelurahan
lainnya yang tak ingin ketinggalan adalah Kelurahan Anrong Appaka Kecamatan
Pangkajene memilih usaha konveksi untuk membina komunitasnya, dimana sejumlah
anggota komunitas BSA ini menjual aneka seprey dan aneka dompet melalui Kedai
Bueka yang berlokasi di Kampung Bulu-Bulu.
Dan
terakhir Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro memilih product Bueka berupa
pengolahan kue tradisional seperti Dodol Jollo dan Baje Bandong Bujung Tangaya.
Product mereka pun telah dijual dan di pamerkan saat kunjungan team Kedubes
Autralia yang berkunjung ke Pangkep bulan Januari yang lalu di Kantor Kecamatan
Bungoro.
Meskipun
product Bueka komunitas diberbagai desa/kelurahan binaan ‘Aisyiyah ini masih
sederhana dengan modal kecil serta pemasaran yang jangkauannya masih belum
terlalu luas dan lebih banyak masih di seputar Kabupaten Pangkajene, setidaknya
kesadaran sejumlah anggota Komunitas yang dibina melalui Program Bueka ini
telah menggerakkan kaum perempuan ini untuk mau berusaha mandiri dan
mengembangkan skill yang telah
diterima melalui pelbagai pelatihan yang telah dilaksanakan sejak tahun 2014
dengan masuknya Program MAMPU (Maju Perempuan Indonesia Untuk Penanggulangan
Kemiskinan) di Kabupaten Pangkep. Kontribusi ‘Aisyiyah Pangkep dibidang ekonomi
ini pula sebagai wujud komitmen memajukan visi-misi Pemerintah Daerah menjadi
daerah yang unggul, maju dan berkarakter modern di bidang Ekonomi sebagai upaya mengentaskan kemiskinan perempuan di berbagai pelosok desa/kelurahan.
Belum ada Komentar untuk "Entaskan Kemiskinan Komunitas Melalui Bina Ekonomi Keluarga 'Aisyiyah "
Posting Komentar