Dialog Peran Generasi Milenials dalam Suksesi Pilkada Pangkep 2020
Jumat, November 29, 2019
Tambah Komentar
Siang ini saya menghadiri undangan Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Pangkep untuk menjadi Narasumber dalam Dialog Aktual terkait Peran Generasi Milenial Dalam Menyambut Pilkada 2020 mendatang. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka persiapan pelaksanaan Darul Arqam Dasar (DAD) yang akan mereka laksanakan.
Ada 4 Narasumber yang dihadirkan, seperti Ketua PDNA Pangkep Sartiana, Ketua Bidang Organisasi DPD IMM Sulsel, Ketua APINDO dan saya sendiri selaku Anggota KPU Pangkep yang membidangi Divisi Perencanaan, Data dan Informasi.
Saya hanya bilang bahwa pemilih milenial sendiri dalam Pemilu 2019 itu hampir 50 % dalam DPT Pangkep yang jumlahnya 243.096. Sehingga kalau ditanya apakah suara pemilih milenial ini berpengaruh terhadap arah perubahan bangsa Dan daerah ? So Pasti !
Sehingga, peran mereka dalam menentukan dan memilih calon dengan versi mereka sebagai generasi yang memiliki karakteristik yang melek informasi dan teknologi, kritis dan tidak sedikit juga ada yang masih apatis karena berkaca pada trauma panjang kisah pelaksanaan suksesi baik pemilu, pilgub dan Pilkada sebelumnya yang dianggap tak mengalami perubahan signifikant dari segi banyak hal padahal generasi milenial ini sangat penting bagi mereka memastikan peran mereka seperti apa ?
Saya sampaikan, jika mereka bisa mengambil peran sebagai :
Pertama : Menjadi Penyelenggara dalam Pilkada 2020 mendatang baik melalui Jalur KPU ataupun Bawaslu jika memang merasa terpanggil untuk terlibat langsung sebagai penyelenggara adhoc yang tentunya memenuhi syarat secara administratif dan memiliki nilai integritas. Dengan menjadi bagian dari ini kalian bisa menguji diri kalian dalam menjalankan langsung amanat UU Pilkada 2020 Dan peraturan lainnya dan memberikan kontribusi terbaik kalian dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab kalian, menjaga Serra mengawal suara rakyat dari awal hingga akhir.
Kedua ; Menjadi personal Independent atau tergabung dalam komunitas/organisasi tertentu yang kemudian membangun jaringan yang tidak jauh-jauh dari kebiasaan para milenials yang didalamnya juga termasuk pemilih pemula yang hari ini dekat dengan teknologi informasi yang lebih getol bersuara di sosial media meski belum terfocus pada sejumlah issu tertentu, bagi yang cukup matang bacaannya terkait kondisi perpolitikan di daerah misalnya sangat bisa untuk memberikan edukasi dan pendidikan politik, pendidikan pemilih kepada masyarakat khususnya lagi bagaimana menentukan calon yang tepat untuk daerah yang kita cintai, bagaimana melawan money politic yang selama ini dianggap meracuni masyarakat ekonomi menengah kebawah dan atau masyarakat apatis, ujaran kebencian, politik identitas dan sejumlah catatan kelam lainnya yang selalu mewarnai proses tumbuh dan berkembangnya demokrasi melalui suksesi pemilihan apapun itu termasuk Pilkada. Namun, catatan pentingnya jika sudah tergabung dalam organisasi apapun tentu, harus meyakinkan publik bahwa anda tidak akan terlibat politik praktis.
Ketiga ; Bergabung menjadi team sukses Calon pun bisa dilakukan oleh generasi milenial jika memang memiliki kecendrungan atau minat dengan aspirasi, visi/misi partai X, Y atau A, B, C, D atau calon yang sedang diusung misalnya. Namun, catatannya tetaplah generasi milenial ini tentu harus jadi tim sukses atau mungkin konslutan yang cakap, mampu dan tertib dengan segala regulasi yang mengatur Pilkada 2020 mendatang termasuk memberikan contoh yang baik dalam mengikuti seluruh proses tahapan dengan tidak melakukan pelanggaran. Bahkan berani menyuarakan pula jika terdapat orang disekitar di lingkaran team yang mencoba melakukan ingin cara-cara yang 'Kotor', harus mereka ingatkan serta ditegur agar partai dimana ia pijak untuk diharapkan menjadi rumah bagi generasi milenial menyampaikan aspirasinya tetap dapat dipelihara dan mimpi melihat daerah ini maju melalui calon ataupun yang telah jadi sebelumnya berkiprah mampu terus menyuarakan kepentingan generasi milenial ini, maka disitulah posisi mereka mengambil bagian untuk ini.
Kesimpulannya sederhana bahwa generasi milenial ini berada pada usia produktif, kemampuan melihat peluang dan tantangan adalah hal penting yang harus dilakukan. Tidak sekedar jadi penonton tapi menjadi pelaku perubahan itu sendiri. Passion harus jelas, agar tidak mudah terombang-ambing oleh situasi yang bisa merugikan diri pribadi sehingga tak bisa berbuat apapun untuk kemajuan daerah yang kita cintai ini.
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi photo bersama pengurus IMM Pangkep dan Peserta Dialog.
Ada 4 Narasumber yang dihadirkan, seperti Ketua PDNA Pangkep Sartiana, Ketua Bidang Organisasi DPD IMM Sulsel, Ketua APINDO dan saya sendiri selaku Anggota KPU Pangkep yang membidangi Divisi Perencanaan, Data dan Informasi.
Saya hanya bilang bahwa pemilih milenial sendiri dalam Pemilu 2019 itu hampir 50 % dalam DPT Pangkep yang jumlahnya 243.096. Sehingga kalau ditanya apakah suara pemilih milenial ini berpengaruh terhadap arah perubahan bangsa Dan daerah ? So Pasti !
Sehingga, peran mereka dalam menentukan dan memilih calon dengan versi mereka sebagai generasi yang memiliki karakteristik yang melek informasi dan teknologi, kritis dan tidak sedikit juga ada yang masih apatis karena berkaca pada trauma panjang kisah pelaksanaan suksesi baik pemilu, pilgub dan Pilkada sebelumnya yang dianggap tak mengalami perubahan signifikant dari segi banyak hal padahal generasi milenial ini sangat penting bagi mereka memastikan peran mereka seperti apa ?
Saya sampaikan, jika mereka bisa mengambil peran sebagai :
Pertama : Menjadi Penyelenggara dalam Pilkada 2020 mendatang baik melalui Jalur KPU ataupun Bawaslu jika memang merasa terpanggil untuk terlibat langsung sebagai penyelenggara adhoc yang tentunya memenuhi syarat secara administratif dan memiliki nilai integritas. Dengan menjadi bagian dari ini kalian bisa menguji diri kalian dalam menjalankan langsung amanat UU Pilkada 2020 Dan peraturan lainnya dan memberikan kontribusi terbaik kalian dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab kalian, menjaga Serra mengawal suara rakyat dari awal hingga akhir.
Kedua ; Menjadi personal Independent atau tergabung dalam komunitas/organisasi tertentu yang kemudian membangun jaringan yang tidak jauh-jauh dari kebiasaan para milenials yang didalamnya juga termasuk pemilih pemula yang hari ini dekat dengan teknologi informasi yang lebih getol bersuara di sosial media meski belum terfocus pada sejumlah issu tertentu, bagi yang cukup matang bacaannya terkait kondisi perpolitikan di daerah misalnya sangat bisa untuk memberikan edukasi dan pendidikan politik, pendidikan pemilih kepada masyarakat khususnya lagi bagaimana menentukan calon yang tepat untuk daerah yang kita cintai, bagaimana melawan money politic yang selama ini dianggap meracuni masyarakat ekonomi menengah kebawah dan atau masyarakat apatis, ujaran kebencian, politik identitas dan sejumlah catatan kelam lainnya yang selalu mewarnai proses tumbuh dan berkembangnya demokrasi melalui suksesi pemilihan apapun itu termasuk Pilkada. Namun, catatan pentingnya jika sudah tergabung dalam organisasi apapun tentu, harus meyakinkan publik bahwa anda tidak akan terlibat politik praktis.
Ketiga ; Bergabung menjadi team sukses Calon pun bisa dilakukan oleh generasi milenial jika memang memiliki kecendrungan atau minat dengan aspirasi, visi/misi partai X, Y atau A, B, C, D atau calon yang sedang diusung misalnya. Namun, catatannya tetaplah generasi milenial ini tentu harus jadi tim sukses atau mungkin konslutan yang cakap, mampu dan tertib dengan segala regulasi yang mengatur Pilkada 2020 mendatang termasuk memberikan contoh yang baik dalam mengikuti seluruh proses tahapan dengan tidak melakukan pelanggaran. Bahkan berani menyuarakan pula jika terdapat orang disekitar di lingkaran team yang mencoba melakukan ingin cara-cara yang 'Kotor', harus mereka ingatkan serta ditegur agar partai dimana ia pijak untuk diharapkan menjadi rumah bagi generasi milenial menyampaikan aspirasinya tetap dapat dipelihara dan mimpi melihat daerah ini maju melalui calon ataupun yang telah jadi sebelumnya berkiprah mampu terus menyuarakan kepentingan generasi milenial ini, maka disitulah posisi mereka mengambil bagian untuk ini.
Kesimpulannya sederhana bahwa generasi milenial ini berada pada usia produktif, kemampuan melihat peluang dan tantangan adalah hal penting yang harus dilakukan. Tidak sekedar jadi penonton tapi menjadi pelaku perubahan itu sendiri. Passion harus jelas, agar tidak mudah terombang-ambing oleh situasi yang bisa merugikan diri pribadi sehingga tak bisa berbuat apapun untuk kemajuan daerah yang kita cintai ini.
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi photo bersama pengurus IMM Pangkep dan Peserta Dialog.
Belum ada Komentar untuk "Dialog Peran Generasi Milenials dalam Suksesi Pilkada Pangkep 2020 "
Posting Komentar