Kematian Wuchink, Kenangan dan Seuntai Do’a
Senin, September 18, 2017
1 Komentar
Jam menunjukkan pukul Sembilan
pagi lewat. Saya baru bangun dari tempat tidur setelah Joroo melanda dan
menyulitkan saya terbangun gesit, cukup berbeda pada pagi sebelumnya. Saya
menuruni tangga rumah dan bergegas menuju kamar mandi untuk cuci muka minus
sikat gigi.
Emakku tiba-tiba menyahut
dan memberikan sejumlah laporan kalau Jodha yang kabur dari rumah belum pulang
dan Whucink Besar mengalami mual dan muntah-muntah, entah salah makan atau
mungkin terlalu kekenyangan.
Dari kedua laporan
tersebut, saya focus ke laporan kesehatan Whucink Besar yang memang sudah
sebulan lebih kondisi tubuhnya yang sudah renta membutuhkan perhatian khusus.
Mataku akhirnya tertuju
pada bokong whucink yang Nampak menyembunyikan sebahagian badannya di bawah
lemari tempat dimana emak menyimpang perkakas rumah tangganya.
Kuhampiri dia, dan
mengangkatnya untuk berpindah ke lantai yang lebih bersih. Dia mengeong dengan
suara pilu. Seolah matanya berkata padaku
Saat Whucink Sakaratul Maut |
“ Mak, aku sakit, aku sepertinya tidak kuat lagi ”
Kuelus-elus kepalanya dan
kukatakan padanya untuk tetap tenang dan segera aku beri makan, kuberi susu
sehat merek beruang yang sering saya berikan kepada kucing-kucingku kalau lagi
gak fit atau nafsu makannya berkurang sambil mencari vitamin.
Saya sempat berpikir jangan
sampai whucink besar ini cacingan sampai muntah begitu, tapi disanggah ibu
melainkan penyebab muntahnya karna factor lain.
Saya sadar usia Whucink
besar yang sudah tua dan kondisi tubuhnya yang semakin melemah turut menjadi factor
bahwa sakit whucink ini memang salahsatunya karna sudah tua, jadi sering
sakit-sakitan dan lemes.
Yup, sekitar tahun 2009
yang lalu untuk pertama kalinya dia datang ke rumahku bersama saudara
kembarnya. Entah darimana? Pokoknya, dia langsung masuk rumah tanpa permisi.
Melihat dua ekor kucing ini
datang, awalnya emak cuek bebek saja sepanjang mereka ini gak bikin ulah,
hingga akhirnya tragedy ikan goreng yang dimasak emak raib dimakan oleh
keduanya.
Emak ngamuk luar biasa dan
saat tak lagi di rumah karna berangkat kerja, emak membuang mereka tak jauh dari
rumah, di ‘ropo-ropo’ dekat pekuburan tua sebelah timur kampung kami Tarusang.
Kalian bisa membayangkan
ekspresi saya saat pulang ke rumah dan mendapatkan kabar tersebut.
Mengamuk ke emak ? yah itu
saya lakukan, mengamuk sambil nangis kemudian berlalu menuju pekuburan sana dan
akhirnya saya menemukan keduanya, naas salahsatu diantara mereka telah mati,
hikz dan yang bertahan itulah Whucink Besar.
Kucing ceking dengan mata
yang nyaris buta saya bawa kembali pulang ke rumah, kurawat dia dengan segenap
jiwaku, menjadi teman disaat galau, menemaniku tidur, menganggu emak, nenek dan
tettaku hingga dia menjadi kucing kesayangan keluarga Rahman Daeng Situju.
Waktu terus berlalu,
Whucink pun ingin berkembang biak dan memutuskan membina rumah tangga dengan
kucing tetangga sebelah rumah yang bernama Ayu.
Yeah saya menamai istri
Whucink dengan nama Ayu Meong dan saya pikir mereka saling mencintai satu sama
lain untuk beberapa waktu lamanya terbukti dengan lahirnya anak-anak mereka
yang lucu ini kemudian menjadi cikal bakal kenapa Nhany Rachman Khan sangatlah
senang dan sayang bahkan masuk kategori bahagia ukuran dunia memiiki
kucing-kucing seperti mereka.
Pasangan ini melahirkan
anak kembar 4 kalau g salah ingat, yang akhirnya kuberi nama Nakula, Sadewa,
Mueza, Paul, Zaskia yang akhirnya melahirkan Jodha.
Anak dan Cucu Whucink Besar |
Pun Jodha akhirnya
melahirkan banyak anak dan yang masih bertahan hingga sekarang ada Jalal,
Jalil, Jeny, Joy dan sebahagian lainnya kakak Jeny, cs telah mati karna sakit,
semuanya karna sakit akibat virus.
Cucu Uchink besar yang
telah mati dan meninggalkan kesan mendalam dan rasa pilu diantaranya ada yang
kami beri nama Inchi, kucing lainnya anaknya Whucink kesayagan emakku bernama Nakula.
Yah Nakula ini mati karna sakit, dan saat saya sedang dalam perjalanan mengantarkannya ke dokter
hewan untuk memeriksakan keadannya, Nakula menghembuskan nafas terakhirnya. Ah, situasi saat itu memang menyedihkan, lama tak say hello dengan mereka di rumah, karna sibuk ngurus kerjaan, mengurus pelatihan yang panjang, akhirnya Nakula mati dalam perjalanan tepat di kampung
coppeng-coppeng, hikz.
Salah satu kenangan yang
tidak akan mungkin keluarga kami lupakan adalah saat tettaku mengalami
kecelakaan tahun 2012 yang lalu. Saya dan emak harus pontang-panting ngurusin
berbagai keperluan tettaku di RSUD Pangkep hingga harus menginap sebulan
lamanya di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo setelah tettaku koma selama 2
minggu.
Kalian tau, siapa yang
menjaga rumah kami ? jawabannya adalah Whucink besar, jauh sebelum anak-anaknya
lahir. Maklum, kami dirumah memang hanya bertiga saja, tettaku saya juga emak
plus Whucink Besar sih yang akhirnya telah menjadi bagian keluarga kami.
Hingga bulan september
tahun 2017 ini, Whucink besar tepat hampir 9 tahun lamanya menemani kami, ada
banyak kenangan yang tidak akan tuntas jika harus diceritakan dalam tulisan
ini.
Namun, hari Jum’at, 15
September 2017 pukul 09 malam lewat, Whucink Besarku menghembuskan nafas
terakhirnya.
Saya menyaksikan betul
bagaimana whucink sakaratul maut, dia nampak terengah-engah, tatapan matanya
kosong dengan pandagan satu arah, sesekali saya melihat matanya mengeluarkan
air mata lalu aku hanya mengusapnya dengan tissue.
Saya, tettaku dan emak
sungguh dilanda rasa sedih yang mendalam. Hampir sejam lebih saya
mendampinginya, menangis didekatnya sambil sesekali mengelus kepalanya sembari
berdo’a dengan penuh harap sekiranya Tuhan masih berkenan memberikan umur yang
panjang untuknya, semoga segera sembuh, pun jika tidak, saya tetap bahagia jika
Whucink kembali kepadaNya di hari Jum’at yang penuh berkah ini.
Kuambil hapeku,
kuperdengarkan bacaan ayat suci alqur’an padanya. Saya menggambarkan Whucink Besar
masih cukup berat juga meninggalkan kami sekeluarga, mungkin dia masih meloby
malaikat maut untuk memberinya sedikit waktu untuk mengucapkan perpisahan
dengan kami.
Saya tau dia melihat
bagaimana dukaku atas keadaannya malam itu. Hingga tak butuh lama, perutnya tak
lagi menunjukkan ada gejala kehidupan disana. Matanya Nampak bersih, bulatan hitam
juga tak terlihat lagi dimatanya, ah Whucink telah meninggalkanku….
Tuhan sungguh telah
memanggilnya untuk selama-lamanya. Kami sekeluarga sangat sedih, tangisku pecah
tak berdaya melihat kucing kesayanganku yang sudah terbujur kaku tanpa nyawa
lagi.
Oh Tuhan, terima kasih
engkau telah menitipkan makhlukmu yang lucu ini selama kurang lebih 9 tahun
lamanya bersama kami dan aku berusaha ikhlas dan pasrah atas kehendakmu yang
lebih mencintainya dengan memanggilnya kembali
ke sisi-Mu.
Tak ada harapan yang paling
indah yang bisa aku panjatkan selain “please Tuhan, pertemukan kami kelak di
Surga-Mu, amin”.
ArenaDomino Partner Terbaik Untuk Permainan Kartu Anda!
BalasHapusHalo Bos! Selamat Datang di ( arenakartu.org )
Arenadomino Situs Judi online terpercaya | Dominoqq | Poker online
Daftar Arenadomino, Link Alternatif Arenadomino Agen Poker dan Domino Judi Online Terpercaya Di Asia
Daftar Dan Mainkan Sekarang Juga 1 ID Untuk Semua Game
ArenaDomino Merupakan Salah Satu Situs Terbesar Yang Menyediakan 9 Permainan Judi Online Seperti Domino Online Poker Indonesia,AduQQ & Masih Banyak Lain nya,Disini Anda Akan Nyaman Bermain :)
Game Terbaru : Perang Baccarat !!!
Promo :
- Bonus Rollingan 0,5%, Setiap Senin
- Bonus Referral 20% (10%+10%), Seumur Hidup
Wa :+855964967353
Line : arena_01
WeChat : arenadomino
Yahoo! : arenadomino
Situs Login : arenakartu.org
Kini Hadir Deposit via Pulsa Telkomsel / XL ( Online 24 Jam )
Min. DEPO & WD Rp 20.000,-
INFO PENTING !!!
Untuk Kenyamanan Deposit, SANGAT DISARANKAN Untuk Melihat Kembali Rekening Kami Yang Aktif Sebelum Melakukan DEPOSIT di Menu SETOR DANA.