Nikmati Sarapan Dengan Roti Bakar Khas "Pammuttu"
Rabu, Agustus 24, 2016
Tambah Komentar
Sejak kecil pesan
utama yang sering diberikan oleh Ibu guru saat disekolah adalah “jangan lupa sarapan yah anak-anak” biar
tetap sehat dan kuat saat belajar, bahkan pesan ini masih berlaku loh sampai
sekarang.
Pesan pentingnya
sarapan ini paling sering disampaikan oleh guru TK, sayangnya saya sendiri gak
ikut TK hahaha, jadi biasanya cuman denger guru tk aja ngomong kayak begitu, jadi
pesan perlunya sarapan ini saya terima dari guru kelas 1 saat mengenyam
pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyahh (MIS) Labakkang.
Bagi anak sekolah
usia SD hingga SMP bahkan sampai SMA malah sampai sekarang pun sebenarnya urusan
sarapan ini yang paling sering diingatkan oleh Ibu tercinta dirumah kalau bukan
nasi goreng yah nasi putih dengan lauk telur dadar goreng atau telur mata sapi yang
mengugah selera tapi, terkadang juga sebahagian keluarga khususnya nih di
kampungku Tarusang Labakkang kadang menyajikan sarapan tanpa nasi melainkan
memilih menyajikan sarapan berupa kue tradisional seperti putu cangkiri,
panada, donat, roti goreng dan yang paling kekinian bagi keluarga perkotaan yang
cukup modern plus kaya bak sinetron-sinetron di tv sana adalah menikmati sarapan
dengan roti tawar yang di bakar lalu dicampur selai coklat, durian dan meses
sesuai dengan selera dah pokoknya, dinikmati bersama segelas susu, teh atau
kopi, meskipun sebenarnya harga roti tawar tak bermerk itu tidak mahal-mahal
amat, lima ribu mah dapat kita dan bukan hanya orang kaya sih yang bisa makan
ini wkkwkw.
Nah, pertanyaannya
sekarang apakah menu sarapan para pembaca sekalian setiap harinya di rumah ?
atau jangan-jangan para pembaca kita ini karna sudah besar malu untuk sarapan pagi
yah ? hayooo....?
Keluarga saya sendiri
di rumah memilih sarapan non beras alias bukan nasi, kalaupun sarapan nasi masih
bisa di hitung dengan jari dalam sebulan paling dua kali biasanya pun jika Ibu
mau “pamer” kalau lagi banyak lauk atau nasi semalam masih bersisa kemudian di
sulap menjadi nasi goreng supaya bisa kami nikmati bersama, meskipun kebiasaan
kami makan kue adalah sarapan utama.
Yah, sejak puluhan
tahun silam kami sekeluarga memilih sarapan dengan kue tradisional yang dijual
oleh Tante Lija di kampung tak jauh dari rumah. Beliau sudah menjual kue pas
jaman saya masih ingusan di bangku SD, telah menjual aneka kue tradisional seperti
yang saya katakan tadi di awal ada kue putu ambon, putu cangkiri, putu yang
dibungkus pakai daun, burangasa dan banyak aneka rupa kue deh yang bisa dinikmati
bersama teh, susu atau kopi. Sejak usia sekolah dasar hingga menengah saya lupa
berapa kali saya menikmati sarapan dengan roti tawar, entahlah tapi itu pernah
dan roti tawar saat itu mah gak di bakar yah, makan begitu saja yang penting
saat itu mah yang penting kekinian.
Okay sekarang saya akan
bahas khusus sarapan dengan roti bakar khas “pammuttu” ini, pasti kalian
penasaran khan. Apaan yah ini roti bakar pammutu hahaha.
Jadi begini, beberapa
waktu lalu tepatnya tahun ini sih karena Ibu di rumah sudah begitu lihai
membuat kue seperti panada, roti goreng dan donat maka sarapan kue ini tidak
lagi harus membeli di warung dekat rumah tadi, malah Ibuku karena hobby sekali
bikin kue dan punya warung kelontong di rumah, jajanan seperti kue dianggap
penting, kira-kira sepenting mengerti dan memahami kebutuhan warga di kampung
yang ingin agar kue-kue ini tetap ada saat dicari, maka ibuku pun berinisiatif
selain untuk di makan bersama keluarga saat sarapan pagi, selebihnya dijual di
warungnya dan warung langganan kue kami sejak dulu sesuai permintaan, cieee. (sekalian promo yah hahaha, kali adja ada yang mau mesen, silahkan kontak yah)
Nah karena kemampuan
Ibuku membuat kue pun sudah diakui oleh sejumlah pembeli di kampung hingga saat
ini, akhirnya ibuku sudah mulai menerima catering kecil-kecilan untuk pesanan kue,
pesanannya sebenarnya kebanyakan dari teman atau komunitasku haahahaha. Disisi
lain saya pun mengakui kalau kue khususnya panada dan roti goreng buatan ibuku
mantap sekali. Tak jarang saya rela menunggu hingga ibu selesai menggorengnya
usai sholat subuh, kalau makan panas-panas dengan teh di pagi hari rasanya enak
banged sebelum berangkat kerja.
Saya sendiri bisa
makan 4 sampai 5 biji deh tuh kue Ibu hehehe. Kadang juga karena sudah bosan
barulah aku makan roti tawar bakar khas pammuttu ini.
Yup, Roti Bakar Khas
Pammuttu ini adalah roti tawar yang seharusnya dibakar dengan alat yang
semestinya, itu loh alat kalau di sinetron-sinetron pas di bakar, jika sudah
mateng roti ini akan loncat sendiri. Apa sih yah nama alatnya itu, gak faham
saya pokoknya ada alatnya deh, dan saya yakin kalian tahu yah yang saya maksud.
Rasanya gak enak adja
menikmati roti tawar kalau gak dibakar, padahal saya khan bisa bakar jerami
ajah kali yah wkwkkwkw. Nah karena dirumah belum ada alatnya tentulah
menggunakan alat tradisional sing penting mah ini roti panas dan bisa di buat
layaknya roti bakar yang sering saya beli di cafe atau warkop langgananku saat
nyari wifi. Jadilah, ide membakar
roti ini diatas wajang (baca: Pammuttu)
di bolak balik hingga mateng dan berwarna coklat, lalu ditengah roti dikasi
susu coklat atau selai berbagai rasa sesuai dengan selera, nah aku suka coklat
dan sesaat kemudian jadi deh ROTI BAKAR
KHAS PAMMUTTU ini. Gak kalah deh pokoknya dengan roti bakar yang dijual di
luaran sana, karena saya sendiri sudah membuktikannya, ibuku, ayahku dan
kucing-kucing kesayanganku pun sangat menyukainya.
Jadi, pastikan
mencoba sarapan dengan roti bakar khas pammutu yah, rasanya mantap harganya
hemat dan biayanya murah meriah. Selamat Mencoba yah di rumah !
Belum ada Komentar untuk "Nikmati Sarapan Dengan Roti Bakar Khas "Pammuttu""
Posting Komentar