Perempuan Egois Itu Layak Kamu Pertimbangkan Jadi Calon Istri
Sabtu, Januari 27, 2018
Tambah Komentar
Jika kamu lelaki dan pernah
melakukan pendekatan dengan seorang perempuan yang keras kepala bin egois, saya
mau nanya, bang gimana rasanya ? apa yang berbeda dari sosok perempuan ayu,
cantik dengan bibir memerah dan senyum yang digulung itu?
Kata sebahagian teman yang
mengenalku, saya perempuan egois, keras kepala dan susah diatur. Please, itu
hanya kata mereka yang melihatku dari satu sisi. Sebenarnya saya malas
menjelaskan siapa diri saya, cukuplah kalian searching di mesin pencari dengan mengetik Nhany Rachman Khan maka
sejumlah cerita dan photo aktifitasku akan terpampang bak artis pemain wonder
woman Gal Gadot, cihuuuy.
Status Jomblo’ yang diikuti
betapa rumitnya menjalani sebuah hubungan yang tak masuk akal dibenakku plus
kenyamanan menikmati kesendirian ini dengan sejumlah aktifitas social dan
pemberdayaan perempuan menjadikanku sebagai bahan empuk bullyan dan juga jadi bahan
yang cukup seksi untuk dijadikan materi do’a usai sholat lima waktu dan sholat
sunnah oleh teman-temanku yang tergabung dalam Gerakan Solidaritas Do’a untuk
Para Jomblo yang digawangi oleh salah seorang senior kami dalam dunia
peraktifisan di daerahku.
Pernah salah seorang teman
dekatku bertanya, apa sulitnya sih dirimu menemukan jodoh ? yah meski tak
secantik Raisa atau Dian Sastro dan tak secerdas Najwa Shihab, setiap perempuan pasti punya
fansnya masing-masing, berangkat dari pernyataan klise bahwa ‘cantik itu
relatif’ dan sungguh jika ingin jujur kacang ijo sih aku pun demikian.
Lantas apa yang membuatnya sulit
?
Setelah mempelajari kisah
cintaku, akhirnya saya menarik kesimpulan bahwa semuanya selalu berakhir tragis
dengan keputusan egois dariku. Untuk yang satu ini, tolong percayalah padaku.
Sungguh saya yang memutuskan untuk NO pada mereka loh, bukan diputuskan, kalau
ditinggal nikah duluan iyah, bener hahaha.
Jadi begini, semakin kesini
saya semakin menyadari bahwa jodoh itu di tangan Tuhan, bahwa jodoh itu tidak
akan tertukar seperti sinetron Nikita Willy yang hits Putri yang tertukar, ini
hidup bukan sinetron bahwa yang namanya kematian, reski dan jodoh sudah
tercacat dalam buku besar sang sutradara terbaik gusti Allah Swt. Cukup sampai
disitu, jangan dilawan.
Lah, jodoh khan harus
diusahakan ? yah itu benar, diusahakan bukan berarti semua harus diterima
mentah-mentah bukan saat mengenali calon pendamping hidup kita. Ini kita pengen
bangun hidup berumahtangga selamanya dengannya hingga maut memisahkan dengan
cinta dan kasih sayang bukan hidup sementara atau coba-coba, kalau gak cocok
yah cukup bubar di meja persidangan. Meski sebahagian pasangan juga banyak yang
sukses tanpa harus melewati prinsip macam saya ini.
Faktor yang paling menganggu
sih memang karena perempuan egois jenis saya kadang egoisnya tinggi, kurang
sabar, keras kepala dan suka perang dulu dengan diri sendiri dan calon pasangan
untuk menentukan sebuah keputusan YESS or NO.
Misalnya situasinya begini. Saat
dia lupa memberikan kabar dalam satu hari penuh. Maka karakter
jenis saya yang memang orangnya mudah khawatir dengan calon pasangan akan
marah-marah, ngambek dan gak jelas dan akan terus bertanya dan menyerang
sedemikian rupa untuk mendapatkan jawaban darinya. Itu pun jawabannya harus masuk
akal, kalau enggak selesai. Ngambek bersambung deh malah berujung bubar, kalau
lakinya gak sabar.
Bayangan paling esktrim jika
pernikahan perempuan egois bin keras kepala macam saya ini harus berdebat
dengan suami saat memutuskan antara punya anak 1 atau 2 misalnya. Saya khawatir
anak ini justru tidak akan lahir ke muka bumi ini hanya karena waktu habis
dipakai untuk berdebat di tempat tidur.
Atau saat suami sok-sokan
pengen romantis nganterin ke kantor lalu dijawab oleh saya
“Gak usah Mas/Kakak, aku
bisa sendiri, bisa bawa motor sendiri kok”
Dan aku pun berlalu dengan kecepatan tinggi yang membuat suami
geleng-geleng kepala dan rambutnya terbang tak beraturan menutupi wajahnya.
Ini belum urusan pulang
malam karena tuntutan pekerjaan misalnya saat suami menelpon menanyakan
keberadaanku dan ingin makan malam bersama di rumah dan pekerjaan masih
menahanku dikantor dan tanpa merasa bersalah menyuruh suami untuk makan malam sendiri, masya Alloh jadi istri macam apa saya ini nantinya.
Membayangkan situasi ini sungguh membuatku semakin sulit saja memutuskan sosok pendamping macam apa
yang akan mendampingiku menghabisi masa tuanya bersamaku. Bisa kuprediksi, jika
ia mampu bertahan dengan sikapku dan mengubah cara pandangku tentang rumitnya pernikahan dengan perempuan egois bin keras kepala, maka disitulah aku mungkin telah takluk
dengan keegoisanku dan pikiran yang menyanderaku, karena rasanya berat membangun hubungan dengan kepura-puraan tanpa kejujuran dari dalam hati.
Belum ada Komentar untuk "Perempuan Egois Itu Layak Kamu Pertimbangkan Jadi Calon Istri"
Posting Komentar