Handphone Dangdut untuk Ayah !

Sejak kasus kecelakaan yang menimpa Ayahku tahun 2012 yang lalu saat sedang mencari nafkah untuk anak dan istrinya hingga menyebabkan beliau dilarikan ke Rumah Sakit dan mengalami koma dua minggu di kota Makassar, praktis membuat Ayahku tak berdaya dan harus berhenti bekerja untuk waktu yang cukup lama.

Sebagai anak semata wayangnya, melihat Ayahku terbaring tak berdaya membuatku akhirnya mengambil keputusan agar Ayahku tidak lagi bekerja seperti dulu ketika ia sehat kembali. Perjalanan panjangnya saat tak sadarkan diri dari koma membuatku berdoa sepanjang waktu agar Tuhan berkenan memberikan kesempatan untuk kedua kalinya bagi Ayahku agar ia bisa kembali sehat dan melanjutkan hidup bersamaku juga Ibuku.

Tekadku membuat Ayahku tak lagi bekerja tentunya juga bukan tanpa alasan. Saya telah bekerja dan merasa telah sanggup untuk menafkahi kedua orangtuaku. Bagiku, Ayahku sudah cukup menghabiskan waktunya membanting tulang memenuhi kebutuhan hidup keluarga selama ini, tidak ada lagi kompromi. Aku hanya ingin melihat Ayahku menikmati masa tuanya dengan kebahagiaan yang saya berikan dari hasil keringatku sendiri. Ayahku harus bahagia bersama ibuku. Sudah cukup tetesan keringat yang mengalir di wajah Ayahku karena kelelahan bekerja mencari nafkah sepanjang hari selama ini yang tak mengenal waktu siang atau malam, tak mengenal panas atau dingin semua dilakukan untuk kebahagiaan keluarga.

Sepanjang waktu dari tahun 2012 hingga tahun 2015 Ayahku masih harus bolak-balik Rumah Sakit di Daerah tempat kami tinggal Kabupaten Pangkep tak jarang harus ke Rumah Sakit yang lebih lengkap fasilitasnya di kota Makassar yang harus menempuh satu jam lebih perjalanan guna melakukan check-up atau kontrol bulanan untuk melihat perkembangan kesehatannya dan sudah menjadi tanggungjawabku sebagai seorang anak perempuan satu-satunya untuk terus mendampinginya dengan mengatur waktu sebaik mungkin, sedikitpun saya sungguh tidak ingin mengecewakannya atau melalaikan tugas untuk mengantarnya berobat ke Rumah Sakit. Dan Alhamdulillah, semuanya berjalan dengan lancar hingga kesehatan Ayahku perlahan sudah semakin membaik saat ini.  

Tapi dasar Ayahku yang memang sejak muda memiliki karakter orang bugis sebagai sosok pekerja keras dan tidak suka diam begitu saja meskipun hanya di rumah.

“Ayah tidak betah nak jika diam terus begini” Ujarnya suatu waktu..

Akhirnya saya mengizinkan dan mulailah ia mengerjakan apapun yang ingin ia lakukan, meskipun sekali lagi masih sebatas pekerjaan rumah kami. Saya sudah melarang dengan sangat keras Ayahku untuk kembali menggeluti pekerjaan terakhirnya yang menyebakan beliau kecelakaan. 

Ayahku hanya boleh bekerja di rumah dan  mulailah ia menyibukkan diri membersihkan rumah yang seharusnya menjadi tanggungjawab Ibuku atau aku, membersihkan halaman, membersihkan selokan, berkebun, memperbaiki atap rumah yang bocor dibantu tukang serta membantu ibuku mengelola toko campuran di rumah, semuanya ia kerjakan dengan penuh semangat.

Ayahku sedikitpun tidak mau diam. Baginya diam adalah kematian. Meski awalnya saya sangat tidak setuju, tapi Ayahku ngotot bahkan pernah saya dapatkan wajah Ayahku murung dan nampak terlihat begitu sedih sesaat setelah aku melarang keinginannya, hingga saya sadar bahwa sesungguhnya kebahagiaan terbesar bagiku adalah ketika melihat Ayahku tersenyum melakukan apapun yang ia senangi. Senyum khas Ayahku yang begitu mendamaikan setiap kali melihatnya adalah kunci kebahagiaanku yang sebenarnya.

Saat ini selain sibuk menjadi “Menteri Kebersihan” di rumah, kegiatan lain Ayahku adalah sibuk membantuku merawat sejumlah kucing peliharaanku sejak tahun 2015 yang lalu, dengan sigap Ayahku membuatkan kandang, menyiapkan makanan serta minumannya tak lupa memandikan Kucing Jodhaku dan saudara-saudaranya yang masih kecil meski beberapa kali ia harus merasakan cakaran mereka saat dimandikan.

Namun dari semua yang Ayahku lakukan, semuanya penuh dengan ketulusan untuk membahagiakanku. Ah Ayah, seandainya engkau tahu, aku yang sedang berfikir tentang cara membahagiakanmu di usiamu yang sudah tak lagi muda.

Ayahku paling senang mendengar lagu dangdut sambil bekerja dan hampir setiap malam Ayahku begadang bersama Ibuku untuk menyaksikan kontes dangdut yang cukup fenomenal di salah satu channel tv swasta, melihat itu saya pun pernah membelikannya speaker kecil yang bisa dibawa kemana-mana untuk beliau putar saat bekerja di rumah sambil dangdutan, tapi akhirnya rusak.

Saya ingin menggantikannya yang baru, tapi Ayahku menolak, katanya tidak usah, simpan saja uangmu untuk kebutuhan lain, ah Ayah. Lagi-lagi ia memikirkanku.

Hingga saat saya sedang online dan iseng membuka http://www.elevenia.co.id/ctg-mobile-phone-smartwatch untuk kategori Gadget/komputer saya sempat melihat sejumlah Handphone yang bagus lalu saya berfikir untuk memberikan hadiah untuk Ayahku berupa Handphone saja agar saat beliau bekerja mengurus kucing-kucing peliharaanku, Ayahku bisa lebih bersemangat sambil mendengar music dangdut favoritnya yang akan saya atur playlistnya di Handphone http://www.elevenia.co.id/prd-samsung-galaxy-j7-prime-garansi-resmi-free-sp-smartfren-gsm-16629759  barunya tersebut. 

Lagu Bang Haji Rhoma dan Umi Elvie Sukaesih akan terdengar indah di telinga Ayahku. Ah, membayangkannya saja sudah membuatku senang, apalagi jika melihat senyum Ayahku yang bahagia menerima hadiah Handphone tersebut .*

Belum ada Komentar untuk "Handphone Dangdut untuk Ayah !"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel