18 NGO Perempuan Indonesia Ikuti Program STA di Sydney


The Sydney Southeast Asia Centre (SSEAC) merupakan pusat keunggulan akademik antar disiplin untuk Studi Asia Tenggara yang berlokasi di Sydney Australia memfasilitasi pelaksanaan Kursus Studi Singkat tentang kepemimpinan Kelembagaan dan Manajemen Proyek untuk Pemberdayaan Perempuan kepada sejumlah NGO Perempuan Indonesia.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Short Term Award (STA) yang di support sepenuhnya oleh Pemerintah Australia melalui salah satu program kemitraan antara Pemerintah Indonesia dan Australia yakni Program Maju Perempuan Indonesia untuk Penanggulangan Kemiskinan (MAMPU) angkatan ke-2.

Program Short Term Award (STA) Australia Awards ini dilaksanakan selama 2 minggu di kampus Universitas Sydney dari 23 Januari – 5 Februari 2017 yang diikuti sebanyak 26 peserta perwakilan NGO Perempuan dari berbagai wilayah Indonesia seperti ‘Aisyiyah, PEKKA, Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), YKPM Sul-sel, KPS2K, Woman’s Crisis Centre (WCC), Aliansi Perempuan Merangin Jambi, DAMAR, Rumpun Perempuan SULTRA, LPP Bone, YKS Tanah Toraja, TURC, MPWRI, LBH APIK, Migrant Care dan Komnas Perempuan.


Adapun agenda 26 peserta STA selama dua pekan di Sydney menurut Direktur SSEAC Michele Ford dalam pengantarnya saat menerima kedatangan seluruh peserta di Universitas Sydney menyampaikan bahwa tujuan kursus singkat tentang pelatihan manajemen kepemimpinan dan kelembagaan perempuan ini adalah untuk mensuport atau menguatkan peran sejumlah pemimpin NGO perempuan Indonesia yang bekerja di bidang pemberdayaan perempuan dengan beragam issu ini  agar memiliki kapasitas skill atau kompetensi dalam manajemen organisasi agar dapat menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai organisasi yang melakukan pendampingan pemenuhan hak-hak kaum perempuan di ranah public berjalan dengan baik.


“Program STA yang disuport oleh Pemerintah Australia ini bertujuan untuk mendorong peningkatan kualitas NGO Perempuan Indonesia yang bekerja dengan beragam issu seperti kesehatan, Buruh Migrant, pekerja rumahan, hukum dan ham, penguatan parlemen untuk mendorong perubahan kebijakan yang pro terhadap kaum perempuan serta meningkatkan pemahaman secara mendalam tentang berbagai skill kepemimpinan seperti mengetahui type kepemimpinan perempuan, strategi kampanye yang efektif serta berbasis bukti, bagaimana membangun jaringan dengan pemerintah dan pihak lainnya yang terkait dengan issu mereka dan yang paling utama adalah mereka bisa melihat serta berinteraksi secara langsung dengan sejumlah NGO local di Sydney yang juga concern terhadap peningkatan akses kepemimpinan perempuan di ranah public Australia ” Ujar Michele.



“SSEAC sengaja mengundang sejumlah narasumber perempuan yang juga aktif menyuarakan suara perubahan untuk kemajuan kepemimpinan perempuan di Australia melalui pekerjaan yang mereka geluti seperti Marian Baird peneliti terkemuka Australia di bidang perempuan dan juga merupakan satu dari 100 perempuan berpengaruh di Australia, Lydia Santoso Lawyer asli Indonesia – Australia yang bekerja untuk mendampingi berbagai kasus perempuan baik di Indonesia maupun Australia, Natasha De Silva Direktur Women NSW yang bekerja di Komisi HAM Australia mendampingi pemenuhan hak-hak kaum perempuan di tiga Negara Asia termasuk Indonesia dan sejumlah narasumber lainnya yang akan menambah pengalaman dan pengetahuan seluruh peserta Program Kursus Singkat ini ” Tambah Michele


Salah satu peserta program STA Yulianti Ratnaningsih yang aktif bekerja sebagai Koordinator Bidang perencanaan dan Monitoring dan Evaluasi (PME) Komnas Perempuan di Jakarta ini menyampaikan kesannya mengikuti program ini bahwa ia sangat bersyukur bisa mendapatkan kesempatan yang luar biasa dengan mengikuti kursus singkat yang diadakan oleh SSEAC tentang kepemimpinan perempuan.



”Saya bersyukur bisa mengambil bagian menjadi peserta program ini sebagai jalan untuk menambah pengalaman dan pengetahuan seputar managemen kepemimpinan organisasi guna mendorong percepatan tujuan organisasi dalam menyuarakan hak-hak kaum perempuan dan mendorong lahirnya berbagai kebijakan yang berpihak pada perempuan. Saya dan teman lainnya selama dua pecan di Sydney semoga bisa menggunakan kesempatan ini dengan sabaik-baiknya untuk belajar” Ujar Yanti.

Selain kesempatan belajar dengan menimba ilmu melalui berbagai narasumber professional SSEAC melalui program Short Term Courses (STA) di Kampus Universitas Sydney, fasilitas lainnya yang juga mereka dapatkan adalah kesempatan untuk mengunjungi berbagai tempat wisata menarik yang ada di Sydney seperti Bondi Beach, Captain Cook Cruises, Kebun Binatang Taronga, Opera House serta berbagai tempat menarik lainnya selama berada di Sydney.




    

Belum ada Komentar untuk "18 NGO Perempuan Indonesia Ikuti Program STA di Sydney "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel